Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Chile membuka peluang impor mobil listrik dari Indonesia dengan memanfaatkan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Chile (Indonesia-Chile CEPA/IC CEPA).
Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Chile Claudia Sanhueza mengatakan bahwa Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan dengan negara lain lantaran memiliki kemitraan ekonomi, sehingga produk tersebut dapat masuk ke Chile tanpa dikenakan tarif impor atau nol persen.
"Jadi yang penting produk tersebut bisa kompetitif di pasar Chile. Saya berharap mereka (industri mobil) bisa mengekspor mobil, Chile terbuka dalam hal itu," ujar Claudia dalam Chile-Indonesia Trade Engagement Seminar di Jakarta, Senin.
Claudia menjelaskan Chile membutuhkan mobil listrik dalam jumlah yang sangat besar. Sementara harga kendaraan listrik di negara tersebut masih cukup mahal.
Menurutnya, peluang tersebut bisa dimanfaatkan oleh industri otomotif Indonesia.
"Kami membutuhkan lebih banyak mobil listrik di Chile. Saat ini harganya masih cukup mahal, jadi mungkin ini bisa menjadi peluang bagi industri Indonesia," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Chile untuk Republik Indonesia Mario Artasa menyampaikan kerja sama antara kedua negara sangat penting untuk membangun ekosistem mobil listrik.
Lebih lanjut, hubungan Indonesia dan Chile akan saling menguntungkan, karena Chile memiliki cadangan litium yang besar, sedangkan Indonesia merupakan sumber nikel terbesar.
"Ketika berbicara Chile, yang terpikir adalah negara dengan cadangan litium yang sangat besar, bekerja sama dengan negara (Indonesia) yang memiliki cadangan nikel terbesar. Maka, industri hilirisasi kendaraan listrik menjadi alternatif yang bisa dijalankan," papar Mario.